Selasa, 22 Mei 2012

Polusi Merkuri di Kutub Utara (Arktik)

Lena River delta NASA
Delta Sungai Lena. Sungai Lena adalah salah satu sungai besar yang mengalir menuju samudera Arktik.
Cambridge - 21 Mei 2012 - Ilmuwan lingkungan di Universitas Harvard menemukan bahwa terdapat akumulasi merkuri di kutub utara, yang disebabkan oleh pergerakan atmosfer dan aliran sungai-sungai dari bumi utara ke Samudera Arktik di Kutub Utara dan membawa kandungan ini. Diketahui bahwa kandungan ini dua kali berasal dari sungai dan konsentrasi racun dimungkinkan akan terus naik seiring dengan pergantian iklim dan akan merubah siklus hidrologi dan melepaskan kandungan merkuri dari daratan Kutub Utara.
"Kutub memiliki lingkungan yang unik, dikarenakan dipengaruhi oleh aktivitas manusia, dan ini yang menyebabkan konsentrasi merkuri pada hewan-hewan mamalia di Kutub Utara paling tinggi di dunia!", kata ketua peneliti ini Jenny A. Fisher, seorang post doktor anggota dari Athmospheric Chemistry Modelling Group dan Department of Earth and Planetary Science (EPS). "Ini membahayakan bagi kelangsungan hidup mamalia disana dan juga manusia, dan yang menjadi pertanyaan adalah, darimana merkuri itu berasal?"

Berdasar penelitian yang dilakukan oleh gabungan dari Harvard School of Engineering and Applied Science (SEAS) dan Harvard School of Public Health (HSPH), yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience pada tanggal 20 Mei 2012. Merkuri adalah zat alami yang telah "diperkaya" di lingkungan disebabkan kegiatan manusia seperti pembakaran dan penambangan. Saat merkuri berubah menjadi metil-merkuri oleh proses mikrobial di dalam laut, dapat terakumulasi di dalam tubuh ikan dan juga biota laut lainnya yang konsentrasinya lebih tinggi daripada yang terdapat di daratan.

"Pada manusia, merkuri termasuk racun saraf (neurotoxin)," jelas asisten peneliti Elsie M. Sunderland, Mark, dan Catherine Winkler yang adalah asisten profesor dari Aquatic Science di HSPH. "Merkuri dapat terekspos pada anak-anak dalam jangka waktu lama dan akan merusak kesehatan kardiovaskular orang dewasa.


Merkuri dianggap sebagai racun bioakumulatif yang kuat, karena merkuri tetap berada dalam lingkungan tanpa terpecah; dimulai dari rantai makanan pertama yaitu plankton, kemudian ikan, lalu dikonsumsi oleh mamalia dan manusia, dan merkuri ini akan semakin kuat dan berbahaya.

"Masyarakat di Kutub Utara sangat rentan terhadap paparan dari metil-merkuri ini dikarenakan mereka mengkonsumsi banyak ikan dan binatang mamalia laut sebgai bagian dari diet tradisionalnya," kata Sunderland. "Memahami sumber asal merkuri tersebut dan tingkat racunnya adalah sangat diperlukan untuk mengubah masa depan demi kesehatan orang-orang yang berada di bumi bagian utara."
Merkuri  memasuki lapisan atmosfer bumi melalui pembakaran batu bara, pembakaran sampah, dan penambangan. Setelah berada di udara, merkuri ini akan dapat bertahan sampai satu tahun di atas sana, sampai terjadi proses kimia dimana merkuri ini menjadi larut dalam udara dan kembali ke bumi melalui hujan atau salju. Penumpukan ini tersebar di seluruh dunia, dan sebagian besar merkuri disebar ke salju Kutub Utara dan es itu akan kembali dihantarkan ke atmosfer, yang membatasi dampak terhadap samudera.

"Inilah mengapa sumber dari sungai ini sangat penting,"jelas Fisher. Sungai-sungai yang sangat penting yang alirannya mengalir sampai ke Kutub Utara adalah berasal dari Siberia, yaitu sungai Lena, Ob, dan Yenisei. Ketiga sungai tersebut adalah tiga dari 10 sungai terbesar di dunia dan mereka memperkirakan bahwa 10% airnya akan mengalir ke samudera di dunia. Samudra Arktik adalah dangkal dan bertingkat, yang meningkatkan kepekaan terhadap masukan dari sungai-sungai.











 
Pengukuran sebelumnya telah menunjukkan bahwa kadar merkuri di atmosfer Arktik yang lebih rendah berfluktuasi selama setahun, meningkat tajam dari musim semi ke musim panas. Jacob, Sunderland, dan timnya menggunakan model canggih (GEOS-Chem) dari kondisi di Samudra Arktik dan atmosfer untuk menyelidiki apakah variabel seperti mencairnya es, interaksi merkuri dengan mikroba, atau jumlah sinar matahari (yang mempengaruhi reaksi kimia) dapat menjelaskan perbedaannya.

Ketika tim dari Universitas Harvard mengadaptasi model ini untuk simulasi merkuri di Kutub Utara, penyesuaian yang dapat dilakukan untuk menjelaskan bagaimana konsentrasi merkuri pada musim panas bisa melonjak, dan ini adalah gabungan dari sumber yang besar ke Samudra Arktik dari sungai sirkumpolar. Sumber ini belum diketahui.

Ternyata, merkuri sekitar Samudera Arktik dua kali lebih banyak berasal dari sungai-sungai sebagai dari atmosfer.
 

"Kita hanya bisa memperkirakan bagaimana merkuri itu bisa masuk dalam aliran sungai dan iklim sangat berpengaruh disini," terang Jacob. "Seiring dengan meningkatnya suhu bumi, dapat terlihat lapisan es mencair dan melepaskan merkuri yang sebelumnya terkunci di dalam tanah, dan dengan ini siklus hidrologi akan berubah, dan akan meningkatkan jumlah rasapan hujan ke dalam sungai."

"Faktor lain yang mungkin, bisa juga dikarenakan kikisan dari hasil penambangan emas, perak, dan merkuri di Siberia yang mengakibatkan polusi pada air,"tambah Jacob

Jacob mengatakan,"Karena kontaminasi merkuri ini, lapisan laut menjadi jenuh, dan kita menyebutnya "evation" atau penghindaran merkuri  dari samudera ke lapisan atmosfer rendah."
Jadi kesimpulannya bahwa perubahan iklim akan berdampak besar terhadap kandungan merkuri di Kutub Utara (Arktik), dan banyak yang perlu dilakukan untuk mengukur keluaran merkuri di sungai dan memperkirakan sumbernya. 

0 komentar:

Template by:
Free Blog Templates