Sabtu, 21 April 2012

Perbedaan Mani, Madzi, Kencing, dan Wadi

Tahukan anda apa perbedaan antara keempat perkara di atas?
Mengetahui hal ini adalah hal yang sangat penting, khususnya perbedaan antara mani dan madzi, karena masih banyak di kalangan kaum muslimin yang belum bisa membedakan antara keduanya. Yang karena ketidaktahuan mereka akan perbedaannya menyebabkan mereka ditimpa oleh fitnah was-was dan dipermainkan oleh setan. Sehingga tidaklah ada cairan yang keluar dari kemaluannya (kecuali kencing dan wadi) yang membuatnya ragu-ragu kecuali dia langsung mandi, padahal boleh jadi dia hanyalah madzi dan bukan mani. Sudah dimaklumi bahwa yang menyebabkan mandi hanyalah mani, sementara madzi cukup dicuci lalu berwudhu dan tidak perlu mandi untuk menghilangkan hadatsnya.
Karenanya berikut definisi dari keempat cairan di atas, yang dari definisi tersebut bisa dipetik sisi perbedaan di antara mereka:
1.    Kencing: Masyhur sehingga tidak perlu dijelaskan, dan dia najis berdasarkan Al-Qur`an, Sunnah, dan ijma’.
2.    Wadi: Cairan tebal berwarna putih yang keluar setelah kencing atau setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan, misalnya berolahraga berat. Wadi adalah najis berdasarkan kesepakatan para ulama sehingga dia wajib untuk dicuci. Dia juga merupakan pembatal wudhu sebagaimana kencing dan madzi.
3.    Madzi: Cairan tipis dan lengket, yang keluar ketika munculnya syahwat, baik ketika bermesraan dengan wanita, saat pendahuluan sebelum jima’, atau melihat dan mengkhayal sesuatu yang mengarah kepada jima’. Keluarnya tidak terpancar dan tubuh tidak menjadi lelah setelah mengeluarkannya. Terkadang keluarnya tidak terasa. Dia juga najis berdasarkan kesepakatan para ulama berdasarkan hadits Ali yang akan datang dimana beliau memerintahkan untuk mencucinya.
4.    Mani: Cairan tebal yang baunya seperti adonan tepung, keluar dengan terpancar sehingga terasa keluarnya, keluar ketika jima’ atau ihtilam (mimpi jima’) atau onani -wal ‘iyadzu billah-, dan tubuh akan terasa lelah setelah mengeluarkannya.
Berhubung kencing dan wadi sudah jelas kapan waktu keluarnya sehingga mudah dikenali, maka berikut kesimpulan perbedaan antara mani dan madzi:
a.    Madzi adalah najis berdasarkan ijma’, sementara mani adalah suci menurut pendapat yang paling kuat.
b.    Madzi adalah hadats ashghar yang cukup dihilangkan dengan wudhu, sementara mani adalah hadats akbar yang hanya bisa dihilangkan dengan mandi junub.
c.    Cairan madzi lebih tipis dibandingkan mani.
d.    Mani berbau, sementara madzi tidak (yakni baunya normal).
e.    Mani keluarnya terpancar, berbeda halnya dengan madzi. Allah Ta’ala berfirman tentang manusia, “Dia diciptakan dari air yang terpencar.” (QS. Ath-Thariq: 6)
f.    Mani terasa keluarnya, sementara keluarnya madzi kadang terasa dan kadang tidak terasa.
g.    Waktu keluar antara keduanyapun berbeda sebagaimana di atas.
h.    Tubuh akan melemah atau lelah setelah keluarnya mani, dan tidak demikian jika yang keluar adalah madzi.
Karenanya jika seseorang bangun di pagi hari dalam keadaan mendapatkan ada cairan di celananya, maka hendaknya dia perhatikan ciri-ciri cairan tersebut, berdasarkan keterangan di atas. Jika dia mani maka silakan dia mandi, tapi jika hanya madzi maka hendaknya dia cukup mencuci kemaluannya dan berwudhu. Berdasarkan hadits Ali -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -alaihishshalatu wassalam- bersabda tentang orang yang mengeluarkan madzi:
اِغْسِلْ ذَكَرَكَ وَتَوَضَّأْ
“Cucilah kemaluanmu dan berwudhulah kamu.” (HR. Al-Bukhari no. 269 dan Muslim no. 303)
[Update: Anas bin Malik -radhiallahu anhu- berkata:
أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ حَدَّثَتْ أَنَّهَا سَأَلَتْ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْمَرْأَةِ تَرَى فِي مَنَامِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ, فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا رَأَتْ ذَلِكِ الْمَرْأَةُ فَلْتَغْتَسِلْ. فَقَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ: وَاسْتَحْيَيْتُ مِنْ ذَلِكَ. قَالَتْ: وَهَلْ يَكُونُ هَذَا؟ فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ, فَمِنْ أَيْنَ يَكُونُ الشَّبَهُ؟! إِنَّ مَاءَ الرَّجُلِ غَلِيظٌ أَبْيَضُ وَمَاءَ الْمَرْأَةِ رَقِيقٌ أَصْفَرُ فَمِنْ أَيِّهِمَا عَلَا أَوْ سَبَقَ يَكُونُ مِنْهُ الشَّبَهُ
“Bahwa Ummu Sulaim pernah bercerita bahwa dia bertanya kepada Nabi Shallallahu'alaihiwasallam tentang wanita yang bermimpi (bersenggama) sebagaimana yang terjadi pada seorang lelaki. Maka Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Apabila perempuan tersebut bermimpi keluar mani, maka dia wajib mandi." Ummu Sulaim berkata, "Maka aku menjadi malu karenanya". Ummu Sulaim kembali bertanya, "Apakah keluarnya mani memungkinkan pada perempuan?" Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda, "Ya (wanita juga keluar mani, kalau dia tidak keluar) maka dari mana terjadi kemiripan (anak dengan ibunya)? Ketahuilah bahwa mani lelaki itu kental dan berwarna putih, sedangkan mani perempuan itu encer dan berwarna kuning. Manapun mani dari salah seorang mereka yang lebih mendominasi atau menang, niscaya kemiripan terjadi karenanya." (HR. Muslim no. 469)
Imam An-Nawawi  berkata dalam Syarh Muslim (3/222), "Hadits ini merupakan kaidah yang sangat agung dalam menjelaskan bentuk dan sifat mani, dan apa yang tersebut di sini itulah sifatnya di dalam keadaan biasa dan normal. Para ulama menyatakan: Dalam keadaan sehat, mani lelaki itu berwarna putih pekat dan memancar sedikit demi sedikit di saat keluar. Biasa keluar bila dikuasai dengan syahwat dan sangat nikmat saat keluarnya. Setelah keluar dia akan merasakan lemas dan akan mencium bau seperti bau mayang kurma, yaitu seperti bau adunan tepung.
Warna mani bisa berubah disebabkan beberapa hal di antaranya: Sedang sakit, maninya akan berubah cair dan kuning, atau kantung testis melemah sehingga mani keluar tanpa dipacu oleh syahwat, atau karena terlalu sering bersenggama sehingga warna mani berubah merah seperti air perahan daging dan kadangkala yang keluar adalah darah.”]
Tambahan:
1.    Mandi junub hanya diwajibkan saat ihtilam (mimpi jima’) ketika ada cairan yang keluar. Adapun jika dia mimpi tapi tidak ada cairan yang keluar maka dia tidak wajib mandi. Berdasarkan hadits Abu Said Al-Khudri secara marfu’:
إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ
“Sesungguhnya air itu hanya ada dari air.” (HR. Muslim no. 343)
Maksudnya: Air (untuk mandi) itu hanya diwajibkan ketika keluarnya air (mani).
2.    Mayoritas ulama mempersyaratkan wajibnya mandi dengan adanya syahwat ketika keluarnya mani -dalam keadaan terjaga. Artinya jika mani keluar tanpa disertai dengan syahwat -misalnya karena sakit atau cuaca yang terlampau dingin atau yang semacamnya- maka mayoritas ulama tidak mewajibkan mandi junub darinya. Berbeda halnya dengan Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Hazm yang keduanya mewajibkan mandi junub secara mutlak bagi yang keluar mani, baik disertai syahwat maupun tidak. Wallahu a’lam.
Demikian sekilas hukum dalam masalah ini, insya Allah pembahasan selengkapnya akan kami bawakan pada tempatnya.

Jumat, 20 April 2012

CHEMCAD v6.3.1.4168

CHEMCAD Products and Features
The CHEMCAD suite consists of several modules that serve specific purposes. Depending on your particular needs, you may have purchased some or all of these modules. The following are brief descriptions of the various CHEMCAD modules and their most common uses.

CC-STEADY STATE
The main CHEMCAD product, known as CC-STEADY STATE, enables you to design new processes, rate existing processes, and optimize processes in steady state.

CC-DYNAMICS
The module known as CC-DYNAMICS makes it possible to design and rate existing processes using a dynamic simulation. This module is fully integrated with CHEMCAD to make switching between steady state and dynamics easy and intuitive. Using CC-DYNAMICS, you can easily simulate everything from simple vessel accumulation to complex control systems on columns. This module also provides tools for simulation of continuous stirred-tank reactors (CSTRs), including complex reaction rate and pressure calculation.

CC-BATCH
The CC-BATCH product enables you to design, rate, or optimize a batch distillation column. CC-BATCH includes a scheduling interface to allow an “operation step” approach to simulation of batch columns.

CC-THERM
The CC-THERM product lets you design a single heat exchanger, or vet a vendor’s heat exchanger design. It is also ideal for customers who want to rate existing exchangers in new service, or to perform calculations on hypothetical situations. CC-THERM can simulate shell-and-tube, air-cooled, plate-and-frame, and double-pipe exchangers. Full integration with CHEMCAD makes it possible to calculate exit conditions from exchanger geometry for high-fidelity simulations.

CC-SAFETY NET
The CC-SAFETY NET product provides the capability to design or rate piping networks and safety relief devices and systems, in both steady-state and dynamic systems. The steady-state features of CC-SAFETY NET are included with CC-STEADY STATE. This product enables users to make simultaneous flow- and pressure-balanced simulations—even in reverse-flow situations—for single- or multi-phase flow.

CC-FLASH
The CC-FLASH module provides physical property and phase equilibrium data, as well as property prediction and regression. CC-FLASH is a subset of CC-STEADY STATE, and is meant for customers who do not need full flowsheet simulation tools.



DOWNLOAD LINK:

PART-1
PART-2
PART-3
PART-4

Rabu, 18 April 2012

Istana Umar bin Khattab

“Dimanakan istana raja negeri ini?” tanya seorang Yahudi dari Mesir yang baru saja tiba di pusat pemerintahan Islam, Madinah.
“Lepas Dzuhur nanti beliau akan berada di tempat istirahatnya di depan masjid, dekat batang kurma itu,” jawab lelaki yang ditanya.

Dalam benak si Yahudi Mesir itu terbayang keindahan istana khalifah. Apalagi umat Islam sedang di puncak jayanya. Tentu bangunan kerajaannya pastilah sebuah bangunan yang megah dengan dihiasi kebun kurma yang rindang tempat berteduh khalifah.

Namun, lelaki itu tidak mendapati dalam kenyataan bangunan yang ada dalam benaknya itu. Dia jadi bingung dibuatnya. Sebab di tempat yang ditunjuk oleh lelaki yang ditanya tadi tidak ada bangunan megah yang mirip istana. Memang ada pohon kurma tetapi cuman sebatang. Di bawah pohon kurma, tampak seorang lelaki bertubuh tinggi besar memakai jubah kusam. Lelaki berjubah kusam itu tampak tidur-tiduran ayam atau mungkin juga sedang berdzikir. Yahudi itu tidak punya pilihan selain mendekati lelaki yang bersender di bawah batang kurma, “Maaf, saya ingin bertemu dengan Umar bin Khattab,” tanyanya.

Lelaki yang ditanya bangkit, “Akulah Umar bin Khattab.”
Yahudi itu terbengong-bengong, “Maksud saya Umar yang khalifah, pemimpin negeri ini,” katanya menegaskan.
“Ya, akulah khalifah pemimpin negeri ini,” kata Umar bin Khattab tak kalah tegas.

Mulut Yahudi itu terkunci, takjub bukan buatan. Jelas semua itu jauh dari bayangannya. Jauh sekali kalau dibandingkan dengan para rahib Yahudi yang hidupnya serba wah. Itu baru kelas rahib, tentu akan lebih jauh lagi kalau dibandingkan dengan gaya hidup rajanya yang sudah jamak hidup dengan istana serba gemerlap.

Sungguh sama sekali tidak terlintas di benaknya, ada seorang pemimpin yang kaumnya tengah berjaya, tempat istirahatnya cuma dengan menggelar selembar tikar di bawah pohon kurma beratapkan langit lagi. “Di manakah istana tuan?” tanya si Yahudi di antara rasa penasarannya.

Khalifah Umar bin Khattab menuding, “Kalau yang kau maksud kediamanku maka dia ada di sudut jalan itu, bangunan nomor tiga dari yang terakhir.”
“Itu? Bangunan yang kecil dan kusam?”
“Ya! Namun itu bukan istanaku. Sebab istanaku berada di dalam hati yang tentram dengan ibadah kepada Allah.”

Yahudi itu tertunduk. Hatinya yang semula panas oleh kemarahan karena ditimbuni berbagai rasa tidak puas hingga kemarahannya memuncak, cair sudah. “Tuan, saksikanlah, sejak hari ini saya yakini kebenaran agama Tuan. Ijinkan saya menjadi pemeluk Islam sampai mati.” Mata si Yahudi itu terasa hangat lalu membentuk kolam. Akhirnya satu-persatu tetes air matanya jatuh.

Senin, 16 April 2012

Those Who Plot Evil Actions: Templars and The Freemasons by Harun Yahya

Those Who Plot Evil Actions: Templars and The Freemasons by Harun Yahya

INTRODUCTION.............................................................................12
CHAPTER I
THE CRUSADING TEMPLARS' MENTALITY....................................18
   The Templars on Stage..................................................................25
   The Papacy's Full Support.............................................................36
   Unlimited Previleges.....................................................................40

CHAPTER II
A MIDIEVAL MAFIA: THE KNIGHT TEMPLAR.................................42

CHAPTER III
THE KNIGHTS TEMPLAR ENCIRCLING EUROPE...............................54

CHAPTER IV
THE PERVERTED RELIGION OF THE TEMPLARS...............................66

CHAPTER V
BYZANTINE INTRIGUE IN HOLY LANDS..........................................80
   The French King's Success...............................................................85

CHAPTER VI
THE PERIOD OF CONSTRUCTION.....................................................98

CHAPTER VII
PORTUGAL: THE TEMPLAR KINGDOM............................................104

CHAPTER VIII
TEMPLAR-MASONIC BRETHREN.....................................................112
   Templar Philosophy, Masonic Action.............................................128

CONCLUSION...................................................................................139

APPENDIX
THE DECEPTION OF EVOLUTION......................................................143


DownLoad Link: downLoad

ILLUMINATI 666 BOOK - downLoad

Another book exposing the purposes and intentions of those in power, is here printed for you: THE NEW AGE & THE ILLUMINATI - 666. This book has been compiled by William Josiah Sutton and is available from the "Laymen Ministries International" located in Idaho.

Table of Contents
CHAPTER I (Part One) ........................page 9
  1. The Origin of False Religions Began with Lucifer.
  2. The Rebellion in Heaven Against God.
  3. The Rebellion on Earth Against God.
  4. Lucifer was and is today worshipped as the Sun-god.
  5. The Doctrine of the Immortal Soul, Basic Foundation of Witchcraft.
  6. Astrology, the Origin of all Pagan Sciences.

CHAPTER I (Part Two) ................... page 35
  1. The Modern Term for Witchcraft taught in Colleges Today.
  2. The Origin of the "Great Rite" Among Modern-Day Witches.
  3. What Is Phallicism?
  4. The Jewish Star of David Is Not Originally from Judaism, but Babylonian Witchcraft.
  5. The Pentagram and Pentagon.
  6. Sacred Numbers and Letters in Witchcraft that Deceive Today.
  7. The Origin of the Number 666.
  8. Names for the Devil and Sungods That Add to 666.
  9. The Origin of the Name "Phoenix" (Fenex), an Ancient Name for Lucifer.

CHAPTER II (Part One).................. page 81
  1. The Origin of the Mysteries.
  2. Bible Knowledge to Test a True Prophet.
  3. A Brief Study About the Cabala, the Jewish Book of Magic.
  4. Origin of the Rosicrucians.
  5. What Is Illuminism?
  6. Who the Great God Hermes Really Was.
  7. Hermes and Nimrod: Founders of Freemasonry.
  8. More on the King God-man Ninus, Who Was Nimrod.
  9. Albert Pike, Highest Authority on Freemasonry, Was Not a Confederate Hero General As Believed and Taught Among Masons, but was a Washout.

CHAPTER II (Part Two)................. page 105
  1. A Comprehensive Study into the Secret Doctrines of Freemasonry.
  2. Documented Proof that Albert Pike Was An Open Worshiper of Lucifer.
  3. The Promotion of Modern Witchcraft by Apostles of Lucifer.
  4. Charles Manson, aka Jesus Christ God.
  5. Shocking Facts About the Beatles Rock Group's White Album, and About Other Rock Groups.
  6. Shocking Facts About Witchcraft Signs Being the Origin of Symbols of the United States Government.

CHAPTER III ................................ page 147
  1. Understanding the Symbolic Term Harlot As Given in Prophecy.
  2. A Comprehensive Study of Revelation, 17th Chapter.
  3. A Comprehensive Study of Daniel, 7th Chapter.
  4. Understanding the Symbolic Beast from the Bottomless Pit.
  5. The 1260 Year Prophecy of the Two Witnesses and the Papal Apostasy.
  6. Adam Weishaupt, The Human Devil, the 18th Century Nimrod.
  7. The History of the Secret Society of the Illuminati.
  8. The Illuminati Becomes a Freemasonry Order.

CHAPTER IV (Part One)............... page 190
  1. The Birth of Communism.
  2. The History Behind The League of the Just (A Front for The Illuminati).
  3. Karl Marx Writes the Communist Manifesto for The League of the Just.
  4. Nicholai Lenin Becomes A Member of The League of the Just, who later changed their Name to "The League of the Communists."
  5. Jacobin Clubs, The League of the Just, The League of the Communists and Bolshevism were all Illuminati Fronts.
  6. The Plan by the Modern 20th Century Illuminists to get Control of the World's Nuclear Weapons through the United Nations.

CHAPTER IV (Part Two) ............. page 208
  1. The Papacy and the United States foretold as the Two Beasts found in Revelation the 13th Chapter.
  2. The One World Government Conspirators within high places in the U.S.
  3. The Art of Subliminal Warfare through TV, Magazines, Newspapers, etc.
  4. The Communist Plot uncovered by the UnAmerican Activities Committee in 1947.
  5. Tracing Early Communism (Illuminism) in Early American History.
  6. More on International Banking and how American Bankers connected with the Rothschilds and the Illuminati Conspiracy.
  7. The History Behind the Federal Reserve Trap.
  8. President Woodrow Wilson and The League of Nations.
  9. Col. Edward Mandel House and the Founding of the Council on Foreign Relations, Inc.
  10. The United Nations: Headquarters for the One World Government Conspiracy.

CONCLUSION ............................. page 248
  1. The Communist Trap to Use Christianity to Destroy Christianity through the World Council of Churches
  2. Signs Today that Show the Coming Merger of Communism (Illuminism), Catholicism and Apostate Protestantism.
  3. The Coming Worldwide "Reign of Terror."
  4. The Seal of the Living God on Their Foreheads.
  5. Jesus Christ, Who Was, Is, and Is To Come.
  6. A Sign Given by Christ to Show the Earth and Its Inhabitants that Jesus Christ Is the Creator.
  7. What the Mark of the Beast (Papacy) Is.
  8. The Papacy Is Branded with the Number 666.
  9. Come Out of Her, My People.
  10. Jesus Christ Will Destroy Lucifer and All His People.
  11. The Universal Product Code.
DownLoad Link: downLoad

Jumat, 13 April 2012

Bagaimana sateLit HubbLe mengambiL foto benda angkasa?

Saat sateLit HubbLe memfoto, objek - objek yang Luar angkasa tidakLah berwarna, jadi untuk memprosesnya menjadi berwarna, maka sateLit meLakukan beberapa kaLi pengambiLan gambar. Gambar - gambar ini diambiL dengan fiLter yang berbeda - beda, jadi cahaya - cahaya dengan panjang geLombang tertentu itu dapat dideteksi. Dari sini, para iLmuwan tadi kemudian mempeLajari gambar - gambar tadi hanya daLam kuaLitas infra-merah.


Bisa diLihat daLam gambar, sejumLah 3 fiLter digunakan untuk mendapatkan cahaya merah, hijau, dan biru. Gambar tersebut dicatat oLeh detektor cahaya sebagai tumbukan foton (photon hits); semakin terang gambar, maka semakin banyak foton yang dideteksi, gambar yang dihasiLkan juga berupa warna hitam dan putih.
Langkah berikutnya untuk menghasiLkan gambar fuLL-coLor adaLah dengan menghiLangkan gambar kasarnya dengan menghiLangkan photon hits dan bias yang terjadi dikarenakan pikseL yang berbeda pada detektor. Kemudian Langkah terakhir dari ketiga gambar tadi adaLah emnggabungkannya menggunakan image processing program, seperti Adobe Photoshop. Pada bagian ini, fiLter - fiLter yang berbeda tadi diberikan warna, tidak harus seperti asLinya. Seprti contoh di atas, cahaya merah diberi kode biru, hijau sebagai merah, dan biru sebagai hijau. Kemudian gambar tadi dimanipuLasi sedemikian rupa agar menarik untuk diLihat mata kita.

sumber: http://burro.astr.cwru.edu/stu/advanced/20th_close_hst.html

Main Game HP Lewat PC pake SJBOY beta4 :)

adaLah emuLator yang bernama SJBOY, emuLator yang dapat membuka fiLe - fiLe yang berbasis JAVA seperti game - game hp, dan juga apLikasi Lain yang ekstensinya .jar atau .jad dengan menggunakan PC..

siLahkan didownLoad fiLenya: dunLut

password: u76v58bn

Senin, 09 April 2012

Sejarah Sidoarjo (Bab IV - JALAN LEMPANG KE SIDOARJO bagian-IV)

“Dari Arak Api hingga Terpisahnya Anak-Isteri”

Manisnya gula tak semanis sejarahnya. Ada politik saling menelikung, ada pedihnya penderitaan petani tebu, dan ada senggol menyenggol kepentingan ekonomi. Sejarah berdirinya pabrik-pabrik gula di Sidoarjo, bak ungkapan tadi. Dindingdinding tebal berlumut PG Watoetoelis, PG Toelangan, PG Kremboong dan PG Krian, menjadi saksi bisu, betapa kompleksnya persoalan di balik bulir-butir putih nan manis, yang melengkapi secangkir kopi, teh atau susu itu, agar rasanya membuat lidah bergoyang.

Memang pada akhirnya, kita hanya bisa tergagap. Betapa gemilangnya dunia pergulaan berubah meredup.
Bill Guerin, kolomnis Asia Times, memaparkan bahwa saat ini, secara makro industri gula nasional telah hancur.
Padahal, pada era kolonial, Jawa pernah mengalami masa keemasan bahkan termasuk terbesar kedua di dunia,
setelah Kuba.

Analisis yang bernada kelakar, barangkali dikarenakan tanaman tebu gula atau suikerriet bukan tanaman asli
Indonesia, sehingga tidak betah memberi kontribusi besar di tanah yang bukan kelahirannya. Namun, di negeri asalnya sendiri, India Timur dan Pasifik selatan, ternyata tebu juga tidak juga dijadikan idola yang menghasilkan kekayaan berlebih.

Baiklah, mari kita tengok sejarahnya. Konon, penyebaran tebu gula dimulai oleh para pedagang Tionghoa dan Arab yang berlayar hingga ke Jawa sekitar abad ke-8. Kala itu, air tebu merupakan barang mewah, yang konsumennya hanyalah segelintir elite yang memiliki privilege saja.

Sampai abad ke-15, masyarakat Jawa umumnya masih memakai jenis pemanis lain, seperti madu dan tanaman umbiumbian. Hingga kemudian hadirnya tanaman kopi, teh dan coklat yang dibawa oleh kolonialis Portugis, Inggris, Spanyol dan Belanda maka air tebu menjadi kebutuhan pokok, sebagai pemanis minuman dari bahan tanaman itu.

Apalagi setelah orang-orang Tionghoa menemukan alat pengepres tebu yang kemudian ditiru prototipenya oleh Portugis dan Spanyol, yang berekspansi ke Hindia Barat dan Amerika Selatan. Sejak itulah gula muncul menjadi barangdagangan yang dikonsumsi luas terutama di daratan Asia dan Eropa.

Perkembangan pengepresan tebu di Jawa, secara profesional dimulai di Batavia, pada awal abad ke-17 dengan pengelola warga Tionghoa. Sebuah buku yang secara sekilas mengupas kisah keberhasilan dagang kaum bermata bermata sipit ini adalah “Ni Hoe Kong Kapitein Tionghoa di Betawie dalem tahon 1740,” yang ditulis Hoetnik tahun 1923.

Syahdan, Ni Hoe Kong adalah orang kaya yang tinggal di sekitar Ommelanden, Batavia Selatan. Ia terpilih sebagai Kapitein Tionghoa di Batavia tahun 1740. Pengertian Kapitein dalam tulisan Hoetnik, barangkali semacam pemimpin sosial dan bukan gelar kepangkatan dalam bidang kemiliteran.

Saat itu, syarat seorang diangkat jadi Kapitein adalah kaya raya. Dan agaknya, di antara kalangan kongometat Tionghoa lainnya, Ni Hoe Kong termasuk yang paling pantas mendapatkan gelar itu. Ia adalah pemilik banyak tanah dan 14 penggilingan tebu, yang disewakannya ke warga Tionghoa yang lain.

Para konglomerat Tionghoa itu tidak lupa menggandeng para pejabat VOC yang juga pedagang besar. Mereka terlibat dalam membiayai penggilingan-penggilingan tebu ini. Bahkan, VOC mulai melakukan pengiriman gula Batavia sejak 1637 ke Eropa, dengan jumlah ekspor per tahun lebih dari 10.000 pikul. VOC biasanya membeli dari para Tionghoa, dengan harga setiap pikul antara empat hingga enam rijksdaalder tergantung kualitasnya.

The World’s Cane Sugar Industry Past & Present karya Geerligs, menjelaskan, bahwa sayangnya awal yang begitu baik ini tidak didukung kemampuan dalam melakukan kompetisi pasar. Ketika India, koloni Inggris, juga memasok gula ke Eropa, VOC surut dari percaturan perdagangan gula. Penggilingan yang aktif merosot menjadi hanya tinggal sepuluh buah pada tahun 1660.

Mundurnya VOC dari perdagangan gula ke Eropa, tidak serta merta mengendurkan semangat warga etnis Tionghoa. Mereka tetap gigih mengusahakan pengepresan gula, hingga tercatat pada tahun 1710 tercapai jumlah sekitar 130 buah penggilingan, dengan produksi rata-rata setiap penggilingan kurang lebih 300 pikul.

Meskipun demikian pada masa-masa selanjutnya terjadi pasang surut pada jumlah penggilingan maupun produksinya. Seperti dalam tahun 1745, terdapat 65 penggilingan sedang pada 1750 naik menjadi 80, dan di akhir abad ke-18 merosot tinggal 55 penggilingan yang memasok sekitar 100.000 pikul gula.

Wajar jika pertanyaan muncul, apa yang menyebabkan jumlah penggilingan di atas mengalami pasang-surut sangat drastis? Ada kemungkinan karena sederhananya penggilingan atau pengepres gula tersebut sehingga dapat dipindah-pindahkan.

Elson, dalam The Impact of Governement Sugar Cultivation in the Pasuruan Area, East Java, During the Cultivation System Period mengungkapkan, bentuk dan teknologi pengepres tebu ini, hanya terdiri dari dua buah selinder batu atau kayu yang diletakkan berhimpitan, dengan salah satu selinder diberi tonggak sedang pada ujung tonggak diikatkan ternak, atau digunakan tenaga manusia untuk memutar selinder.

Sementara itu pada salah satu sisi pengepres biasanya satu orang atau lebih memasokkan tebu. Kemudian hasil pengepresan dialirkan ke kuali besar yang terletak tepat di bawah selinder. Mudah pengoperasiannya dan dapat dipindah-pindahkan menurut kebutuhan. Di masa panen tebu, penggilingan-penggilingan ini akan dibawa menghampiri kebun yang sedang panen.

Sedang tenaga kerja yang digunakan penggilingan penggilingan Tionghoa ini, dikerahkan buruh-buruh etnis
Tionghoa yang sangat banyak, dan buruh-buruh Jawa yang didatangkan dari karesidenan-karesidenan pesisir Utara Jawa Tengah, terutama dari Cirebon, Tegal dan Pekalongan.

Hoetink memperkirakan, dari segi politis, berlimpahnya populasi komunitas Tionghoa di sekitar Batavia ini belakangan membuat komunitas Eropa ketakutan. Sehingga di tahun 1740, terjadi ‘pembasmian’ orang-orang Tionghoa.
Ada dua dugaan tentang sebab-sebab merosot hingga berakhirnya penggilingan-penggilingan ini. Pertama, diajukan oleh Knight yang melihat bahwa, faktor-faktor ekologis cukup besar pengaruhnya sehingga menyebabkan keruntuhan industri gula Ommelanden.

Sebagaimana diketahui, dalam proses pemasakan gula sangat banyak diperlukan kayu bakar. Rupa-rupanya orang-orang Tionghoa, dalam periode hampir seabad, telah dengan sangat intensif, menggunduli pohon-pohon dan fertilitas dataran rendah Batavia.

Sedang dugaan lain dapat diikuti dari Geschiedenis van de suiker op Java atau Sejarah Gula di Jawa, yang memberi sepenggal informasi yang menyatakan bahwa penggilingan ommelanden sangat tergantung pada modal yang disediakan oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie.

Kumpeni begitu orang Jawa mengatakan, setiap tahunnya menyediakan dana untuk uang panjar atau persekot sebesar 8.000 gulden. Dan bantuan keuangan ini terhenti dengan terjadinya peperangan di Eropa yang dikomando Napoleon Bonaparte dari Prancis.

Kedua dugaan tersebut bisa jadi saling berkorelasi. Meskipun dugaan yang pertama akan sulit untuk dibuktikan, karena belum ada penelitian untuk mendukung pendapat tersebut. Sedang pendapat kedua mungkin lebih mendekati kebenaran. Sebab berhentinya penggilingan-penggilingan Tionghoa ini juga bersamaan waktunya ketika VOC bubar di akhir abad 18.

Namun demikian, bagaimanapun juga, gula atau sirup tetap menjadi barang-dagangan yang dikonsumsi oleh masyarakat Eropa yang bermukim sementara waktu di Jawa dan pesisir Asia Tenggara dan Timur.

Karena, selain gula dipergunakan sebagai pencampur minuman kopi, coklat dan teh, tetes atau gula kental pun dapat diolah melalui fermentasi tertentu, diubah menjadi arak atau rum. Sehingga, meskipun industri ommelanden runtuh di akhir abad 18, tidak mematikan bisnis penggilingan gula yang mulai muncul di tempat-tempat lain.

Arak dan rum menjadi hampir separuh produksi ommelanden. Setelah industri gula Batavia ini runtuh, produksi arak dilanjutkan oleh para pedagang-besar Inggris pada perkebunan Pamanukan-Ciasem, Jawa Barat.

Dalam tahun 1820-an, dua buah penggilingan milik Tionghoa yang berada di Karesidenan Pekalongan, yang
memproduksi sekitar 1800 pikul gula setiap tahunnya, mengirimkan empat per lima produksi tetes-nya atau sekitar 1.440 pikul ke Batavia dan Semarang untuk disuling menjadi rum.

Penyulingan rum menyurut dengan runtuhnya industri gula yang dikelola para pedagang besar Inggris di akhir
1820-an. Raffles dalam The history of Java tahun 1817, bahkan pernah memuji arak buatan Jawa. Ia mensejajarkan arak Jawa dengan arak buatan Filipina. Disebutkannya, bahwa arak nomor satu produksi Jawa terkenal dengan julukan arak api.

Pada kurun cultuurstelsel, arak hanya diproduksi oleh beberapa pabrik, antara lain Wonopringo, Pekalongan. Menurut Geerligs, merosotnya produksi rum dan arak, karena dianggap telah tidak menguntungkan untuk dijual. Di Eropa produksi rum dan arak sangat melimpah, sehingga harganya merosot.

Gula masih tetap diproduksi oleh orang-orang Tionghoa di sepanjang karesidenan-karesidenan pesisir Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur atau Oosthoek. Namun, kedudukan para pengolah gula terlalu lemah, sehingga pada saat terjadi meningkatnya per-mintaan gula, manufaktur-manufaktur yang dikelola oleh orang-orang Tionghoa ini dirampas oleh orang-orang Eropa. Dan kemudian dikelola dengan cara sewa desa, yaitu desa-desa dilepaskan dari kekuasaan para bupatinya, antara 3 sampai 10 tahun.

Burger dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, menulis, ternyata ketika kurun pemerintahan Daendels, 1808-1811, sistem sewa desa ini pernah dicoba untuk dihapuskan. Tetapi penghapusan sewa desa ini pun dikenakan pada desa-desa yang memproduksi barang yang tidak menguntungkan gubernemen. Sedang desa-desa penghasil nila dan tebu gula yang menggunakan sistem sewa desa, masih tetap dipertahankan.

Template by:
Free Blog Templates